Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), patut bangga memiliki Bandara Internasional Lombok (BIL). BIL itu sendiri sudah makin dekat dengan kenyataannya, dengan pembangunannya yang terus berlangsung.
Sebenarnya, saya sendiri masih belum pernah menjejakan kaki pada BIL tersebut, karena memang belum dibuka. Namun, kalau untuk 'numpang' lewat, setidaknya saya pernah melihat BIL dari kejauhan, saat mudik ke Lombok tahun 2010, saat menuju dan pulang dari Pantai Kuta Lombok.
Berikut ini penjelasan menganai BIL yang telah saya rangkum dari beberapa sumber (dengan beberapa editan menggunakan bahasa saya).
Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibangun di Dusun Slanglit, Desa Tanak Awu, Kabupaten Lombok tengah. Lahan untuk pembangunan BIL sendiri disediakan seluas 595 Ha. Pembangunan landas pacu BIL semula direncanakan sepanjang 2.500 meter, dan konstruksinya sudah selesai, kemudian diperpanjang 250 meter. Nantinya agar bisa didarat-landaskan pesawat berbadan lebar Boeing 747 terbatas, sebelum diperpanjang landasannya menjadi 3.500 meter. Peningkatan panjang landasan ditujukan untuk mengantisipasi peningkatan penerbangan.
PT. (Persero) Angkasa Pura I mengadopsi desain bandara hijau atau green airport untuk proyek pembangunan untuk proyek pembangunan BIL, NTB. Dirut AP I, Bambang Darwoto, mengatakan setiap pengembangan bandara di lingkungan BUMN didesain dengan ciri khusu, termasuk BIL yang terdapat di Lombok Tengah. "Bandara Lombok akan menonjolkan ciri khas penghijauan dengan berbagai tanaman di lokasi bandara," katanya disela-sela pencanangan Program Penanaman Pohon Indonesia di lokasi proyek Bandara Lombok, sekitar 35 km dari Mataram.
Memasuki gapura BIL, dari jauh telah dapat terlihat bentuk fisik bangunan utama bandara yang berarsitektur lumbung, yang merupakan arsitektur khas atau rumah adat dari suku Sasak. Namun, kesan yang ditimbulkan berbeda, lebih modern dari segi tampilan dan bahan tapi tetap memiliki ciri khas arsitektur Lombok dengan arsitektur lumbungnya.
Ketika masuk ke dalam terminal penumpang pada bandara, dapat terlihat di sekeliling, petunjuk dan pengarah jalan yang menggunakan lima bahasa (Indonesia, Inggris, Arab, China, dan Jepang) untuk memudahkan pengunjung/wisatawan yang nantinya akan mendarat di BIL.
Pada terminal keberangkatan, terdapat 24 meja check in yang berderet yang juga dilengkapi dengan televisi yang menampilkan nomor penerbangan, waktu, dan tujuan penerbangan. Salah satu kelebihan BIL, yaitu penumpang boleh melakukan check in di meja check in yang dipilih, karena biasanya di bandara lainnya penumpang harus melakukan check in berdasarkan maskapai penerbangan di konter masing-masing.
Dalam ruang tunggu penumpang, hampir semua ruang disekat dengan kaca tebal tembus pandang dengan maksud menyempurnakan sistem pencahayaan di ruang tunggu. Kaca tembus pandang ini dibuat berlapis dan dibungkus lagi dengan teknologi laminated. Jika suatu waktu kaca ini pecah akibat suatu insiden, maka tidak akan membahayakan penumpang, melainkan kaca akan tetap bertahan dalam bentuk semula. Ruang tunggu penumpang yang nyaman di lantai tiga ini juga diintegrasikan dengan kafe-kafe. Dari sini penumpang bisa menikmati pandangan asri BIL sembari menikmati makanan dan minuman. Untuk kenyamanan dan pelayanan optimal bagi penumpang, BIL dilengkapi dengan dua unit garbarata yang menggunakan teknologi tercanggih. Inilah salah satu keistimewaan BIL.
Sumber :
http://herulegowo.wordpress.com/2009/12/07/bandara-international-lombok-sebuah-harapan/
http://zogank.blogspot.com/2010/10/bandara-internasional-lombok.html
http://teknologi.kompasiana.com/group/internet/2010/02/04/menanti-bandara-internasional-lombok/
http://bandara.web.id/profile-bandara-internasional-lombok-mataram.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar