Selasa, 04 Oktober 2011

Pagi Ku Bersamanya

Pagi yang sama kembali. Ku siapkan diri untuk menghadapi hari. Yah, semua terlihat sama, dari semua rutinitasku yang biasa, pada hari sekolah tentunya.

Eitss...aku melupakan sesuatu! Yap, aku ada ujian hari ini!

Ku pacu diriku dengan lebih cepat, hanya satu hal dalam pikiranku, aku mungkin akan terlambat!

Dengan bergegas kusiapkan diriku, dari buku, hingga sepatu. Ayahku pun telah siap mengantarku, ke tempat awal ku memulai hariku, stasiun kereta.

Stasiun kereta yang cukup untuk menjadi tempat persinggahan KRL-KRL yang sebagaian besar lebih tua dari umurku, namun masih sanggup untuk beroperasi, mengangkut ribuan orang dalam setiap harinya.

Ya, disinilah aku. Stasiun kereta yang tidak besar memang, tapi tetap menjadi sarana dan teman setia ratusan orang lainnya yang mirip sepertiku, yang akan bekerja ataupun bersekolah.

Dalam kecemasan kutunggu 'teman' yang menemani hari-hariku bersekolah beberapa tahun ini. Aku cemas dengan waktuku, ujianku, keterlambatanku, ataupun keterlambatan KRL. Apalagi dengan permasalahan yang belakangan terjadi dalam sektor KRL yang menyebabkan keterlambatan jadwal dan penumpukan penumpang pastinya.

Kutengok ujung rel kereta yang masih dapat kulihat, sseolah-olah mengharapkan ada suatu tanda yang dapat kulihat dari kemunculan kereta. Belum jadwalnya memang, tapi aku sedang terburu waktu, begitu pikirku yang dipenuhi dengan kata-kata 'telat dan belum cukup belajar'.

Berkali-kali kupastikan jam di telepon selularku, masih belum waktunya, sebentar lagi. Hmm...memang inilah alternatif tercepat menuju sekolah, menunggu kereta atau memilih alternatif lainnya dengan angkot yang aku tidak tahu pasti waktu tempuhnya.

Tapi aku memang terlambat dari jadwalku biasanya. Buktinya tak kulihat teman berangkatku biasanya yang kutemui di stasiun dan bersama menunggu kereta dan menuju sekolah. Aduh, aku pasti terlambat!

Ku simak baik-baik jika ada suara pengumuman pada pengeras suara di stasiun. Bunyi 'kresek' sedikit saja pada pengeras sudah membuatku siaga akan apa yang diumumkan.

''JALUR SATU DARI SELATAN AKAN MASUK KERETA TUJUAN JAKARTA KOTA.''

Suara serak sang narator pria bagaikan angin sejuk dalam pikiranku. Akhirnyaaaa....

Kusiapkan diriku menunggu kereta datang, memasukkan telepon selularku ke dalam tas, ke tempat yang aman dan memastikan retsleting tas gendongku sudah terpasang dengan baik. Tak lupa menaruh tas ku tepat dipelukanku, mengingat tindak kriminal yang sering kali terjadi di dalam kereta yang berdesakan.

Kereta mulai mendekati peron stasiun, semua penumpang yang akan naik pun mulai bersiap, dengan ancang-ancangnya masing-masing, begitu pula denganku. Akhirnya kereta pun kunaiki. Tinggal berdoa agar aku tidak terlambat sampai sekolah.

Kereta pun tiba di stasiun tujuanku. Aku hanya perlu berjalan lima sampai sepuluh menit untuk sampai di sekolahku. Tapi tidak hari ini, kupercepat langkahku begitu keluar dari area stasiun, setengah berlari. Rambutku pun beterbangan menutupi mukaku. Peluh mulai membasahi keningku.

Suasana pagi yang biasa. Dengan kendaraan yang tetap berseliweran dengan kecepatannya. Dan aku yang tengah berlari kecil di trotoar melawan arus dan angin kendaraan.

Ku teruskan langkahku menjadi berjalan cepat. Kebiasaan baruku sejak masuk sekolah, aku selalu menyempatkan diriku melirik arah penyeberangan rel kereta menuju ke arah sekolahku. Berharap seseorang yang ku kenal ada pada waktu yang sama denganku, melintasi jalur itu.

Jarang sekali kudapati kesempatan itu, melihat seorang yang kuharapkan. Tapi rupanya Tuhan berkata lain hari ini. Lagi-lagi Tuhan memberikan kesempatan baiknya untukku. Di sudut mataku kulihat tas yang biasa dikenakan orang itu.

Makin kupercepat langkahku. Tidak berharap tinggi untuk mendahuluinya atau pun bisa berjalan bersamanya. Setidaknya aku bisa berada di belakangnya, walau hanya melihat punggungnya.

Tapi lagi-lagi Tuhan memberikan rencana baiknya untukku. Aku sendiri tak menyangka dia akan melihatku, menghentikan langkahnya, dan menungguku di trotoar itu. Suatu kebahagian, dalam pagiku yang terburu waktu.

Dengan degupan jantung yang begitu kencang di dadaku, karena berlari dan mungkin ada hal lainnya yang menggelitik hatiku. Aku meneruskan langkahku dan berhenti tepat dihadapannya.

Degup jantung itu pasti, penanda aku hidup. Tapi ini berbeda, jauh lebih cepat. Efek sehabis berlari? Atau karena dia bersamaku, tepat di sampingku? Tapi sepertinya hatiku lebih tahu, dan lebih mengerti apa penyebabnya.

Dengan gugup aku mengucapkan kalimat yang sepintas muncul di kepalaku. Senang, bahagia sekali. Tapi kucoba menahan diriku untuk tidak memperlihatkan semua ekspresi itu.

''Eh..., Kakak'' setengah berpura-pura seakan aku tak tahu dia ada di situ, mungkin juga karena masih merasakan efek terkejut karena dia mau menungguku.

''Buru-buru amat?'' ucapnya, mungkin karena dia sebelumnya tengah melihatku berlari, dan mungkin karena melihat kondisi ku yang...tidak dapat dijelaskan.

Jika aku bisa jujur, akan kukatakan bahwa aku sengaja mengejarmu. Namun bibirku berkata lain. ''Kirain udah telat.''

Kami pun berjalan kembali menyeberangi jalan raya dan menuju ke sekolah.

''Santai aja lagi,'' ucapnya. Entah karena dia melihatku kecapekan atau menyadari kegugupanku, hingga dia bisa berkata seperti itu.

''Emang jam berapa sekarang?'' tanyanya. Namun ia hanya bergumam 'oh' pelan, saat dia melihatku tak menggunakan jam tangan.

''Tadi jam tujuh kurang sepuluh, liat di sana'', kucoba untuk tetap menjawabnya, dengan mengingat jam yang kulihat di salah satu kios dekat stasiun.

Dia kembali menanyakan pelajaran apa yang akan diujikan hari itu. Aku pun menjawab dengan seadanya, dan menambahkan kalau aku belum belajar. Walaupun, tidak sepenuhnya aku belum belajar.

Kami pun tetap berjalan bersama sampai dekat gerbang sekolah dan dia meminta izin untuk mendahuluiku dan menyapa temannya di depan gerbang.

Aku pun bergegas menuju ruang ujianku, dengan sebelumnya melihat kartu legitimasi ujianku yang sedari tadi lupa aku cek. Baru kusadari waktunya, waktu mulai ujianku. Ujian dimulai pukul 7.30, masih setengah jam lagi dari waktu kedatanganku.

Yah...setidaknya aku tidak terlambat, untungnya. Dan mendapat bonus khusus akibat keburu-buruanku. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar