Senin, 07 Maret 2011

Gerbong Khusus Wanita?? Kenapa nggak...

Sudah dengar tentang Gerbong Khusus Wanita? Atau sudah pernah merasakan berada di Gerbong Khusus Wanita?

Apa sih yang dirasakan jika berada di gerbong khusus wanita?

Karena saya, sebagai salah satu wanita pengguna KRL yang berseliweran di Jabodetabek, akan mencoba mengulas sedikit tentang gerbong khusus wanita dan sedikit pengalaman saya mengenai gerbong tersebut.


Peresmian gerbong khusus wanita pada 10 Agustus 2010 lalu, merupakan salah satu fasilitas baru dari KRL yang memberikan kenyaman tersendiri bagi kaum wanita. Fasilitas ini berlaku pada KRL Ekonomi AC, KRL Express atau yang semi ekspres, yaah..yang ber-AC lah.

Sebenarnya, pencetusan ide mengenai gerbong khusus wanita telah lama diajukan dan sempat diujikan pada KRL Ekonomi (jaman-jaman saya SMP atau SMA..haha..). Namun, sayangnya, saat itu tidak seberhasil sekarang. Yaah...wajar sih, penumpang KRL kelas ekonomi jauh lebih banyak dibanding KRL lainnya, faktor harga juga menjadi salah satu penyebabnya.


Berdasaran pengalaman pribadi, Gerbong Khusus Wanita saat ini, sudah benar-benar mulai difungsikan sesuai fungsinya. Mulai dari penghuninya yang otomatis wanita semua (kecuali anak-anak), sampai petugasnya pun wanita (walau terkadang masih ada, petugas pria). Untuk fungsi prioritas tempat duduk pun juga dijalankan sepenglihatan saya. Contohnya, ibu-ibu hamil atau wanita lansia, akan menuju salah satu bagian gerbong yang merupakan tempat duduk khusus yang memprioritaskan ibu hamil ataupun lansia, maksudnya jika ada wanita yang tidak termasuk kategori itu bisa diminta berdiri untuk memberikan tempatnya pada orang-orang yang diprioritaskan tersebut.


Nah, ada pengalaman menarik yang menginspirasi saya menuliskan tulisan ini. Saat saya sedang menaiki KRL Ekonomi AC sepulang kuliah, tepatnya di Gerbong Khusus Wanita, di KRL yang awalnya agak padat. KRL berhenti di stasiun dan banyak penumpangnya turun, sehingga membuat kereta menjadi longgar, adem, dan jelas lebih nyaman. Di salah satu sisi, tertangkap mata oleh salah satu petugas (saya lupa wanita atau pria petugasnya), seorang bapak yang duduk di gerbong khusus wanita. Saat petugas akan menghampiri bapak tersebut, ternyata baru terlihat kalau si bapak seorang tuna netra. Pantas tidak ada yang ribut mengatakan ada pria di gerbong tsb, padahal biasanya langsung diberitahu atau dilihat seperti objek yang aneh oleh wanita satu gerbong, hahaha...

Salah satu ibu yang berdiri dekat dengan TKP pun berkata kepada petugasnya, "Nggak apa-apa, kok. Selama kita nggak ada yang komplain."

Dalam hati, saya meng-iya-kan 100 % ucapan si ibu. Dan berpikir sendiri, ternyata toleransinya terlihat, walaupun si bapak secara gender tidak bisa berada di gerbong wanita, namun kondisinya yang kurang beruntung yang menyebabkannya "terpaksa" berada di tempat tersebut. Lagipula, si bapak kan belum tentu tahu dia berada di gerbong apa saat itu. Yah, intinya sih, saya senang melihat hal seperti itu. :)

Di luar kejadian itu, sebenarnya, gerbong khusus wanita membutuhkan teknik kecepatan dan kegesitan tersendiri dalam mencari tempat duduk (tidak termasuk ibu hamil dan lansia), terutama jika keretanya kosong. Yah, jadi jika sama-sama masih kuat berdiri, kalau mau mendapatkan tempat duduk, kalau tidak dulu-duluan, paling membawa kursi lipat sendiri, mentok-mentoknya berdiri. Hahahaha...


Tapi di luar itu semua, saya pribadi, memang lebih merasakan kenyamanan dan keamanan tersendiri berada di gerbong khusus wanita, bukan bermaksud promosi (walaupun jadinya malah terlihat seperti itu). Dibandingkan jika naik kereta ekonomi yang harus berdesakan dan tingkat keamanannya lebih rawan, kalau penuh dan panas, waah...sumpek sekali. Lagipula, walaupun penuh, jika berada di gerbong wanita tidak akan sepenuh di gerbong campuran, dan tidak terlalu merasa risih jika memang diharuskan berdesakan karena kondisi kereta yang penuh.

Mungkin agak muluk kalau mengharapkan gerbong khusus wanita juga ada di kereta ekonomi. Yah, tapi jika bisa, kenapa nggak kan?! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar