Kamis, 27 Januari 2011

SEJARAH MALL

Apa yang terlintas dipikiran kita jika mendengar kata Mall atau .... (baca: blablabla) Square, pasti ujung-ujungnya berpikiran tentang suatu tempat atau pusat perbelanjaan. Namun, apa sebenarnya maksud dari istilah Mall atau Square, ataupun City yand digunakan beberapa pusat perbelanjaan di kota-kota besar, yang belakangan ini mulai menjamuri kawasan perkotaan, apa benar maksudnya merujuk pada suatu kawasan perbelanjaan?

Berikut ini saya akan coba menjelaskan secara singkat mengenai istilah Mall, Square, ataupun City.

The Mall, Inggris

Mal adalah kata serapan dari bahasa Inggris “Mall” yang diterjemahkan menjadi gedung atau kelompok gedung yg berisi macam-macam toko dengan dihubungkan oleh lorong/koridor (jalan penghubung). Dalam bahasa aslinya arti Mall mirip dengan pengertian Mal dalam bahasa Indonesia.

Istilah Mall berangkat dari nama The Mall (1674) di Inggris. The Mall adalah jalanan yang menghubungkan Istana Buckingham, Admiralty Arch, Trafalgar Square, St. James' Park, St. James' Palace, Green Park dan House Guards Parades. The Mall dalam abad ke -20 merupakan jalan yang biasa digunakan dalam acara-acara seremonial kerajaan sebagai rute untuk melakukan parade. The Mall dibentuk sedemikian rupa agar pejalan kaki dapat berjalan dengan aman dan nyaman (promenade) dibawah naungan pepohonan.

Istilah Mall kemudian digunakan untuk suatu kawasan belanja yang terdapat dalam suatu gedung/kompleks yang dinaungi oleh atap. Sejarah Mall dimulai pada abad ke-7 di ibukota Syria, yaitu Damaskus. Kawasan dagang ini dikenal dengan nama Al-Hamidiyah Souq. Souq dalam bahasa Arab berarti kawasan dagang yang umum terdapat di kota-kota Timur tengah/Arab atau kota-kota yang penduduknya beragama Islam.

Al-Hamidiyah, Damaskus

Pertumbuhan mal semakin marak terutama di kota-kota besar di wilayah Eropa dan Amerika. Tahun 1828, public Amerika dikenalkan dengan sistem retail mall dengan dibangunnya The Arcade di Providence, Rhode Island. Sejak saat itu mulai Amerika membangun mal dengan gaya mereka sendiri. Tahun 1916 dibangun Market Square di Lake Forest, Illinois dan tahun 1924 dibangun Country Club Plaza di Kansas City, Missouri. Amerika pasca PD II mengalami tingkat pertumbuhan mal yang cukup tinggi, dipacu dengan munculnya kaum suburb (pinggiran) dan meningkatnya produksi kendaraan. Akhirnya tidak hanya pusat kota yang memiliki mal namun daerah pinggiran/tepian kota pun mulai marak dengan pembangunan mal.

Saat ini mal murni memiliki konotasi sebagai pusat perbelanjaan atau shopping centre dalam arti umum. Mal juga identik dengan pola gaya hidup mewah dan berkelas. Seiring dengan perkembangan jaman dan untuk lebih banyak menggaet lapisan masyarakat datang ke mal maka mal terdiri dari beberapa macam yaitu:

- Community mall, biasanya terdapat di sebuah distrik atau kawasan permukiman tertentu dengan tujuan untuk melayani masyarakat di sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan baik selaku pusat belanja.

- City mall, biasanya jauh lebih besar dibanding community mall, karena bertugas untuk melayani aktivitas masyarakat di kota (pinggiran) dengan wilayah-wilayah pemukiman yang tersebar.

- Regional mall, jauh lebih besar dari city mall dan menjadi semacam ikon (trademark) dari suatu kota (pusat). Daya tarik dari trademark ini sedemikian kuatnya sehingga orang luar yang berkunjung seolah-olah memiliki kewajiban untuk mengunjungi regional mall dari kota yang bersangkutan.

- Terdapat pula mal khusus dengan tujuan yang spesifik seperti entertainment mall dan leisure mall. Mall jenis ini umumnya lebih mengedepankan fasilitas hiburan dibanding dengan fasilitas belanjanya.

Selain mall, fasilitas gedung kawasan belanja kadang disebut plasa (asal kata dari bahasa Spanyol, plaza) dan square (asal kata dari bahasa Inggris). Baik plasa maupun square sebetulnya merujuk pada suatu lapangan terbuka yang ditujukan bagi masyakarakat untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti halnya kita mengenal istilah alun-alun.

Konsep plasa dan square ini dikombinasikan dengan konsep mal, sehingga menjadi kawasan belanja dalam gedung dengan lahan tengah (square/plaza) cukup luas untuk menampung berbagai kegiatan-kegiatan non reguler misalnya fashion show atau pameran mainan anak-anak. Salah satu mal dengan konsep leisure (hiburan ringan) mal adalah Cilandak Town Square atau kerap disebut Citos.

Untuk informasi selengkapnya mengenai sejarah mall silahkan kunjungi alamat ini :

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150258803485150
http://blogjoss-ridwan.blogspot.com/2010/10/asal-usul-mal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar